telojowo.web.id

Berlayar Mengikuti Arus Perubahan

Post Page Advertisement [Top]


Contoh Proyeksi Keuangan Bisnis Baru

Contoh Proyeksi Keuangan 




Proyeksi keuangan adalah perkiraan kondisi finansial bisnis di masa depan berdasarkan data historis, tren pasar, dan asumsi realistis. Dokumen ini biasanya mencakup


1. Proyeksi pendapatan – Perkiraan penjualan dan pendapatan bisnis.  

2.Proyeksi pengeluaran – Estimasi biaya operasional, produksi, dan lainnya.  

3. Laporan laba rugi – Prediksi profitabilitas bisnis.  

4. Arus kas (cash flow) – Perkiraan uang masuk dan keluar.  

5. Neraca keuangan – Proyeksi aset, kewajiban, dan ekuitas.  


Proyeksi keuangan biasanya dibuat untuk periode 1–5 tahun ke depan, tergantung kebutuhan bisnis. Berikut adalah contoh proyeksi keuangan untuk bisnis baru yang akan dibuka. Contoh ini bersifat umum dan perlu disesuaikan dengan jenis bisnis, lokasi, dan asumsi-asumsi spesifik Anda.



Nama Bisnis: [Nama Bisnis Anda]


Jenis Bisnis: [Jenis Bisnis Anda, contoh: Kedai Kopi, Toko Pakaian Online, Jasa Konsultan]


Periode Proyeksi: 3 Tahun Pertama (Tahun 1, Tahun 2, Tahun 3)


Mata Uang: Rupiah (IDR)



Asumsi Utama:

  • Pertumbuhan Penjualan:
    • Tahun 1: Pertumbuhan stabil setelah pembukaan.
    • Tahun 2: Pertumbuhan moderat karena peningkatan kesadaran merek dan loyalitas pelanggan.
    • Tahun 3: Pertumbuhan yang lebih tinggi karena potensi ekspansi atau diversifikasi produk/layanan.
  • Harga Pokok Penjualan (HPP): Persentase HPP terhadap pendapatan diasumsikan konstan atau sedikit berubah.
  • Biaya Operasional:
    • Biaya tetap (sewa, gaji pokok) diasumsikan relatif stabil.
    • Biaya variabel (pemasaran, utilitas) dapat meningkat seiring pertumbuhan bisnis.
  • Pendanaan Awal: Sumber pendanaan (modal sendiri, pinjaman bank, investor).
  • Pajak: Diasumsikan tarif pajak penghasilan badan yang berlaku.


I. Pendapatan (Revenue)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Penjualan Produk/Layanan AXXXYYYZZZ
Penjualan Produk/Layanan BAAABBBCCC
Pendapatan Lain-lainDDDEEEFFF
Total PendapatanXXX+AAA+DDDYYY+BBB+EEEZZZ+CCC+FFF

Contoh Asumsi Pendapatan (Kedai Kopi):

  • Tahun 1: Rata-rata 50 pelanggan per hari, rata-rata transaksi Rp 30.000, 30 hari operasional per bulan.
    • Pendapatan = 50 * Rp 30.000 * 30 * 12 = Rp 540.000.000
  • Tahun 2: Peningkatan pelanggan menjadi 70 per hari, rata-rata transaksi Rp 35.000.
    • Pendapatan = 70 * Rp 35.000 * 30 * 12 = Rp 882.000.000 (Asumsi pertumbuhan sekitar 63%)
  • Tahun 3: Peningkatan pelanggan menjadi 90 per hari, rata-rata transaksi Rp 40.000, ada pendapatan tambahan dari merchandise.
    • Pendapatan = (90 * Rp 40.000 * 30 * 12) + Rp 50.000.000 = Rp 1.346.000.000 (Asumsi pertumbuhan sekitar 53%)


II. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold - COGS)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Biaya Bahan BakuXXXYYYZZZ
Biaya Tenaga Kerja LangsungAAABBBCCC
Biaya Produksi LainnyaDDDEEEFFF
Total HPPXXX+AAA+DDDYYY+BBB+EEEZZZ+CCC+FFF
Persentase HPP terhadap Pendapatan[%][%][%]

Contoh Asumsi HPP (Kedai Kopi): Asumsi HPP adalah 30% dari pendapatan.

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Total HPPRp 162.000.000Rp 264.600.000Rp 403.800.000
% HPP30%30%30%


III. Laba Kotor (Gross Profit)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Total PendapatanXXXYYYZZZ
Total HPPAAABBBCCC
Laba KotorXXX-AAAYYY-BBBZZZ-CCC

Contoh Laba Kotor (Kedai Kopi):

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Total PendapatanRp 540.000.000Rp 882.000.000Rp 1.346.000.000
Total HPPRp 162.000.000Rp 264.600.000Rp 403.800.000
Laba KotorRp 378.000.000Rp 617.400.000Rp 942.200.000


IV. Biaya Operasional (Operating Expenses)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Biaya SewaXXXYYYZZZ
Gaji dan UpahAAABBBCCC
Biaya PemasaranDDDEEEFFF
Biaya Utilitas (Listrik, Air, Internet)GGGHHHIII
Biaya Perlengkapan KantorJJJKKKLLL
Biaya TransportasiMMMNNNOOO
Biaya Lain-lainPPPQQQRRR
Total Biaya OperasionalXXX+...YYY+...ZZZ+...

Contoh Asumsi Biaya Operasional Tahunan (Kedai Kopi):

  • Sewa: Rp 60.000.000 (tetap)
  • Gaji dan Upah: Rp 120.000.000 (bertahap naik) -> T2: Rp 132.000.000, T3: Rp 145.200.000
  • Pemasaran: Rp 30.000.000 (meningkat seiring pertumbuhan) -> T2: Rp 40.000.000, T3: Rp 50.000.000
  • Utilitas: Rp 18.000.000 (sedikit meningkat) -> T2: Rp 20.000.000, T3: Rp 22.000.000
  • Perlengkapan Kantor: Rp 6.000.000 (relatif stabil)
  • Transportasi: Rp 12.000.000 (relatif stabil)
  • Lain-lain: Rp 10.000.000 (sedikit meningkat) -> T2: Rp 12.000.000, T3: Rp 14.000.000
UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Biaya SewaRp 60.000.000Rp 60.000.000Rp 60.000.000
Gaji dan UpahRp 120.000.000Rp 132.000.000Rp 145.200.000
Biaya PemasaranRp 30.000.000Rp 40.000.000Rp 50.000.000
Biaya UtilitasRp 18.000.000Rp 20.000.000Rp 22.000.000
Biaya Perlengkapan KantorRp 6.000.000Rp 6.000.000Rp 6.000.000
Biaya TransportasiRp 12.000.000Rp 12.000.000Rp 12.000.000
Biaya Lain-lainRp 10.000.000Rp 12.000.000Rp 14.000.000
Total Biaya OperasionalRp 256.000.000Rp 282.000.000Rp 309.200.000


V. Laba Operasi (Operating Profit / EBIT)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Laba KotorXXXYYYZZZ
Total Biaya OperasionalAAABBBCCC
Laba OperasiXXX-AAAYYY-BBBZZZ-CCC

Contoh Laba Operasi (Kedai Kopi):

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Laba KotorRp 378.000.000Rp 617.400.000Rp 942.200.000
Biaya OperasionalRp 256.000.000Rp 282.000.000Rp 309.200.000
Laba OperasiRp 122.000.000Rp 335.400.000Rp 633.000.000


VI. Pendapatan dan Beban Lain-lain (Non-Operating Income and Expenses)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Pendapatan BungaXXXYYYZZZ
Beban BungaAAABBBCCC
Pendapatan/Beban LainnyaDDDEEEFFF
Total Pendapatan/Beban Lain-lainXXX-AAA+DDDYYY-BBB+EEEZZZ-CCC+FFF

Contoh Asumsi Pendapatan/Beban Lain-lain (Kedai Kopi): Asumsi tidak ada pendapatan/beban lain-lain yang signifikan di awal.

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Total Pendapatan/Beban Lain-lainRp 0Rp 0Rp 0


VII. Laba Sebelum Pajak (Profit Before Tax - PBT)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Laba OperasiXXXYYYZZZ
Pendapatan/Beban Lain-lainAAABBBCCC
Laba Sebelum PajakXXX+AAAYYY+BBBZZZ+CCC

Contoh Laba Sebelum Pajak (Kedai Kopi):

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Laba OperasiRp 122.000.000Rp 335.400.000Rp 633.000.000
Pendapatan/Beban LainRp 0Rp 0Rp 0
Laba Sebelum PajakRp 122.000.000Rp 335.400.000Rp 633.000.000


VIII. Pajak Penghasilan (Income Tax)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Laba Sebelum PajakXXXYYYZZZ
Tarif Pajak[%][%][%]
Pajak PenghasilanXXX * [%]YYY * [%]ZZZ * [%]

Contoh Asumsi Pajak Penghasilan (Kedai Kopi): Asumsi tarif pajak 22%.

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Laba Sebelum PajakRp 122.000.000Rp 335.400.000Rp 633.000.000
Tarif Pajak22%22%22%
Pajak PenghasilanRp 26.840.000Rp 73.788.000Rp 139.260.000


IX. Laba Bersih (Net Profit)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Laba Sebelum PajakXXXYYYZZZ
Pajak PenghasilanAAABBBCCC
Laba BersihXXX-AAAYYY-BBBZZZ-CCC

Contoh Laba Bersih (Kedai Kopi):

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Laba Sebelum PajakRp 122.000.000Rp 335.400.000Rp 633.000.000
Pajak PenghasilanRp 26.840.000Rp 73.788.000Rp 139.260.000
Laba BersihRp 95.160.000Rp 261.612.000Rp 493.740.000


X. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow Projection)

UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Arus Kas dari Operasi (Cash Flow from Operations)
Laba BersihXXXYYYZZZ
(+) Depresiasi dan AmortisasiAAABBBCCC
(+/-) Perubahan PersediaanDDDEEEFFF
(+/-) Perubahan Piutang UsahaGGGHHHIII
(+/-) Perubahan Utang UsahaJJJKKKLLL
(+/-) Perubahan Akun Lain-lainMMMNNNOOO
Arus Kas Bersih dari OperasiXXX+...YYY+...ZZZ+...
Arus Kas dari Investasi (Cash Flow from Investing)
Pembelian Aset Tetap (Misalnya, Mesin Kopi)(PPP)(QQQ)(RRR)
Penjualan Aset TetapSSSTTTUUU
Investasi Lain-lain(VVV)(WWW)(XXX)
Arus Kas Bersih dari Investasi(PPP)+...(QQQ)+...(RRR)+...
Arus Kas dari Pendanaan (Cash Flow from Financing)
Penerimaan Modal AwalYYY00
Penerimaan Pinjaman BankZZZ00
Pembayaran Pokok Pinjaman(AAA)(BBB)(CCC)
Pembayaran Bunga Pinjaman(DDD)(EEE)(FFF)
Pembayaran Dividen (jika ada)(GGG)(HHH)(III)
Arus Kas Bersih dari PendanaanYYY+...(AAA)+...(CCC)+...
Kenaikan (Penurunan) Kas Bersih[Operasi]+[Investasi]+[Pendanaan][Operasi]+[Investasi]+[Pendanaan][Operasi]+[Investasi]+[Pendanaan]
Kas Awal Periode0[Kas Akhir Tahun 1][Kas Akhir Tahun 2]
Kas Akhir Periode[Kenaikan/Penurunan][Kas Awal] + [Kenaikan/Penurunan][Kas Awal] + [Kenaikan/Penurunan]

Contoh Asumsi Arus Kas (Kedai Kopi):

  • Depresiasi: Asumsi penyusutan peralatan kedai kopi sebesar Rp 10.000.000 per tahun.
  • Persediaan: Peningkatan persediaan kecil seiring pertumbuhan penjualan (misalnya, Rp 5.000.000 per tahun).
  • Piutang Usaha: Penjualan tunai diasumsikan dominan, jadi piutang usaha relatif kecil (misalnya, peningkatan Rp 2.000.000 per tahun).
  • Utang Usaha: Peningkatan utang usaha seiring peningkatan pembelian bahan baku (misalnya, peningkatan Rp 3.000.000 per tahun).
  • Pembelian Aset Tetap: Investasi awal mesin kopi dan peralatan lain sebesar Rp 150.000.000 di Tahun 0 (sebelum operasional), tidak ada pembelian aset signifikan di tahun 1-3.
  • Pendanaan Awal: Modal sendiri Rp 100.000.000 dan pinjaman bank Rp 50.000.000.
  • Pembayaran Pokok Pinjaman: Rp 10.000.000 per tahun.
  • Pembayaran Bunga Pinjaman: Asumsi bunga Rp 5.000.000 per tahun (dapat berubah tergantung suku bunga).
UraianTahun 1 (IDR)Tahun 2 (IDR)Tahun 3 (IDR)
Arus Kas dari Operasi
Laba BersihRp 95.160.000Rp 261.612.000Rp 493.740.000
(+) DepresiasiRp 10.000.000Rp 10.000.000Rp 10.000.000
(-) Peningkatan Persediaan(Rp 5.000.000)(Rp 5.000.000)(Rp 5.000.000)
(-) Peningkatan Piutang Usaha(Rp 2.000.000)(Rp 2.000.000)(Rp 2.000.000)
(+) Peningkatan Utang UsahaRp 3.000.000Rp 3.000.000Rp 3.000.000
Arus Kas Bersih dari OperasiRp 101.160.000Rp 267.612.000Rp 499.740.000
Arus Kas dari Investasi
Pembelian Aset Tetap(Rp 0)(Rp 0)(Rp 0)
Arus Kas Bersih dari InvestasiRp 0Rp 0Rp 0
Arus Kas dari Pendanaan
Penerimaan Modal AwalRp 100.000.000Rp 0Rp 0
Penerimaan Pinjaman BankRp 50.000.000Rp 0Rp 0
Pembayaran Pokok Pinjaman(Rp 10.000.000)(Rp 10.000.000)(Rp 10.000.000)
Pembayaran Bunga Pinjaman(Rp 5.000.000)(Rp 5.000.000)(Rp 5.000.000)
Arus Kas Bersih dari PendanaanRp 135.000.000(Rp 15.000.000)(Rp 15.000.000)
Kenaikan (Penurunan) Kas BersihRp 236.160.000Rp 252.612.000Rp 484.740.000
Kas Awal PeriodeRp 0Rp 236.160.000Rp 488.772.000
Kas Akhir PeriodeRp 236.160.000Rp 488.772.000Rp 973.512.000


XI. Analisis Titik Impas (Break-Even Point Analysis)

Analisis titik impas membantu menentukan volume penjualan yang dibutuhkan agar total pendapatan sama dengan total biaya.

  • Biaya Tetap Tahunan: Total biaya operasional tetap (sewa, gaji pokok, depresiasi, dll.) = Rp 60.000.000 + Rp 120.000.000 + Rp 10.000.000 + ... = [Hitung Total Biaya Tetap]
  • Biaya Variabel per Unit: Biaya bahan baku langsung per unit produk/layanan. (Contoh Kedai Kopi: biaya kopi, susu, gula per cangkir) = [Hitung Biaya Variabel per Unit]
  • Harga Jual per Unit: Harga jual rata-rata per unit produk/layanan. (Contoh Kedai Kopi: harga rata-rata per cangkir) = [Harga Rata-rata]
  • Margin Kontribusi per Unit: Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit = [Margin Kontribusi]
  • Titik Impas (Unit): Total Biaya Tetap / Margin Kontribusi per Unit = [Jumlah Unit]
  • Titik Impas (Rupiah): Titik Impas (Unit) * Harga Jual per Unit = [Jumlah Rupiah]


XII. Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators - KPIs)

Beberapa KPI penting untuk bisnis baru:

  • Pertumbuhan Pendapatan: Persentase perubahan pendapatan dari periode ke periode.
  • Margin Laba Kotor: (Laba Kotor / Pendapatan) x 100%
  • Margin Laba Bersih: (Laba Bersih / Pendapatan) x 100%
  • Biaya Pemasaran terhadap Pendapatan: (Biaya Pemasaran / Pendapatan) x 100%
  • Biaya Operasional terhadap Pendapatan: (Total Biaya Operasional / Pendapatan) x 100%
  • Arus Kas Operasi: Jumlah kas yang dihasilkan dari kegiatan operasional.
  • Tingkat Retensi Pelanggan (jika relevan): Persentase pelanggan yang kembali membeli.


Catatan Penting:

  • Ini hanyalah contoh proyeksi. Angka dan asumsi harus disesuaikan dengan bisnis spesifik Anda.
  • Lakukan riset pasar yang mendalam untuk mendapatkan perkiraan penjualan dan biaya yang lebih akurat.
  • Bersikaplah realistis dan konservatif dalam membuat proyeksi, terutama di tahun-tahun awal.
  • Pantau kinerja keuangan Anda secara teratur dan bandingkan dengan proyeksi. Lakukan penyesuaian jika diperlukan.
  • Libatkan akuntan atau konsultan keuangan untuk membantu menyusun proyeksi yang lebih komprehensif dan akurat.
  • Proyeksi keuangan adalah dokumen yang dinamis dan perlu diperbarui secara berkala seiring perkembangan bisnis Anda.



Semoga contoh proyeksi keuangan ini bermanfaat sebagai panduan awal untuk bisnis baru Anda. Anda bisa menyesuaikan contoh ini dengan detail bisnis Anda.



Baca juga:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Postingan Terbaru

Bottom Ad [Post Page]