Mengenali orang yang sedang sedih, kecewa, atau stress sangatlah penting. Hal ini sangat erat kaitannya dengan empati. Kadang, kita tidak tahu kalau orang yang kita ajak berkomunikasi sedang dalam "bad mood" hanya karena dia tidak mengatakannya dan penampilannya terlihat biasa-biasa saja. Nah, jika kita salah mengambil tindakan karena ketidaktahuan kita, ini bisa memperkeruh suasana.
Tanda- Tanda Orang Sedih, Kecewa Atau Strees
Biasanya, orang yang sedang dalam keadaan ini sering lupa untuk tampil rapi seperti biasanya. Dia juga sering menunduk dengan memegang atau mengusap bagian belakang kepala atau sambil sesekali menggaruknya. Contoh yang paling jelas dari gerakan ini adalah ketika seseorang pemain sepak bola kecewa karena tendangannya gagal membuat gol. Ketika hal ini terjadi, dia berjalan menunduk dan tangannya sesekali mengusap kepala bagian belakang.
Gerak isyarat lainnya adalah mengusap jidat. Gerakan ini sering dilakukan apabila orang tersebut sedang dalam posisi duduk. Raut wajah juga biasanya memperlihatkan suasana ini dengan jelas. Misalnya, tatapan mata terlihat kosong atau agak takut-takut. Mata merah berair seperti mau menangis. Bibir bergetar dan senyumnya seperti tertahan.
Dilihat dari faktor komunikasi lain, yaitu nada suara, orang yang berada dalam suasana ini biasanya diidentikkan dengan volume suara yang rendah dan dalam, bisa jadi tersendat-sendat , kecepatan bicara yang lambat, tekanan yang datar, juga nada yang serius. Semua hal ini merupakan kebalikan dari tanda - tanda orang yang sedang bahagia.
Gangguan mental atau emosi seseorang sering terjadi apabila zona kenyamanannya terusik akibat belitan permasalahan. Bahkan, pada era modernisasi sekarang ini, tak hanya orang tua yang mengalami gangguan kejiwaan. Anak sekolah pun sekarang tak luput dari serangan itu.
Misalnya, seorang murid yang tidak lulus ujian nasional padahal dia salah satu juara di sekolahnya, pasti akan mengalami guncangan kejiwaan. Walaupun dia tidak bicara dengan Anda secara langsung, bahasa tubuhnya akan jelas memperlihatkan isi hatinya. Dari beberapa bahasa tubuh yang ada, kelakuan orang stress atau kecewa paling mudah untuk diketahui. Gelagat tak beresnya sangat sulit disembunyikan dengan suasana hati yang lainnya.
Contoh lainnya, ketika seseorang baru ditinggal oleh pujaan hatinya ataupun kecewa karena tak diterima di perusahaan yang sudah lama dia idamkan. Kasus yang sering terjadi di sekitar kita, diantaranya ketika rekan kerja Anda di PHK. Tentu saja orang tersebut kecewa dan sedih. Anda sebagai temannya wajib mendekati dan menghiburnya. Tetapi, bagaimana cara yang baik agar kekecewaannya tidak bertambah parah?
Anda bisa mendekati dan berbicara mengenai peluang-peluang yang mungkin bisa dikerjakannya di masa depan. Jangan sekali-kali Anda menyinggung pekerjaan masa lalunya karena itu bisa membuka kenangan buruknya. Berikan motivasi kepadanya bahwa kesempatan lain terbuka sangat lebar. Syaratnya, Anda mengucapkannya dengan penuh empati, seolah-olah Anda juga merasakan penderitaannya.
Pada saat Anda berbicara dengannya, coba lihat perubahan mimiknya. Apakah perkataan Anda membuatnya bertambah sedih atau justru bisa menghiburnya? Kalau bibirnya seperti mau tersenyum, tetapi seolah-olah tertahan ini menunjukkan bahwa teman Anda tadi sudah sedikit terhibur dengan kehadiran Anda. Akan tetapi, apabila raut wajahnya tidak berubah sama sekali, berarti di belum merasa terhibur dengan kehadiran Anda.
Menghadapi Orang Sedih, Kecewa, Atau Stress
Jika Anda sudah menangkap bahasa tubuh orang yang sedang kecewa atau stress, langkah selanjutnya adalah bagaimana menghadapi mereka yang sedang stress. Kalau kita tidak tahu cara menghadapinya, bisa-bisa malah membuat dia semakin puyeng atau bahkan Anda menambah persoalan baru baginya.
Nah, agar Anda dapat meringankan beban orang tersebut, ada beberapa tip yang dapat Anda lakukan. Cobalah untuk berempati terhadap apa yang dialami mereka, lalu dengarkan apa keluhan-keluhannya. Jangan sekali-kali Anda menyalahkan dia atas masalah yang sedang dihadapinya.
Hal yang paling menarik adalah Anda menjadi pendengar saja. Dengan Anda mendengarkan penderitaan ataupun masalahnya, menurut beberapa ahli, bisa meringankan tekanan seseorang dari masalahnya. Hal ini bisa kita samakan dengan peran psikiater yang cenderung sebagai "pendengar" dan membantu pasien mencari sendiri solusi permasalahannya.
Selain sebagai pendengar yang cenderung pasif, bisa saja Anda memberikan beberapa komentar. Cobalah beri komentar yang memotivasi dan memberikan semangat. Bujuk secara halus dan tak diketahuinya, supaya dia melupakan apa yang sudah terjadi. Memang dibutuhkan strategi yang tepat dan kejadian tingkat tinggi menanggapi kekecewaan teman kita. Salah-salah, Anda mendapatkan durian runtuh yang tak pernah Anda duga sebelumnya.
Itulah gunanya saling memberikan masukan terhadap orang lain. Ada yang berpendapat, dengan menceritakan permasalahan kepada orang tua, sahabat, ataupun teman yang dapat dipercayai, 50% permasalahan akan terpecahkan. Kecenderungan pesatnya teknologi akan menyebabkan berkurangnya intensitas kita melakukan sekadar perbincangan dengan sesama teman. Mau tak mau, harus dicari siasat agar tumpukan permasalahan kita tidak menjadi bom waktu yang sewaktu-waktu dapat meledak.
Merebaknya bisnis internet dengan tawaran pelayanan gratis, bisa dijadikan pilihan untuk berbincang-bincang. Fasilitas untuk para bloggers, chatting bisa memudahkan kita untuk bertukar pendapat. Masalah yang muncul adalah kita tidak dapat melihat gambaran yang jelas dari bahasa tubuh yang bersangkutan. Tetapi, hal tersebut sudah dapat menjadi alat ampu untuk mengurangi kekecewaan, kesedihan bahkan depresi.
source: Membaca Pikiran Orang Lewat Bahasa Tubuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar